Perasaan kadang bisa mengubah orang jadi apapun, mulai dari orang yang puitis, orang yang melankolis, orang gila dan orang berbunga-bunga, tergantung apa yang sedang dirasakannya. Biasanya, orang yang sedang mengalami perasaan cinta akan melukiskannya dengan kata-kata manis seperti, “ketika cinta datang, dunia serasa milik kita berdua”. Tetapi, semua akan berbanding terbalik ketika orang itu merasakan patah hati, sekejab ia akan berubah menjadi seorang penyair yang sangat melankolis. Semua kata-kata yang ia tulis, laksana gas air mata bagi orang yang membacanya. Puisi patah hati ditulis dengan nada yang menyedihkan dan penuh dengan duka lara.
Berikut ini contoh puisi yang sangat menyayat hati. Puisi patah hati ini menceritakan seseorang perempuan yang permainkan oleh lelakinya.
Secercah senyum yang mengembang
Tiba-tiba hilang
Berganti dengan tangisan kekecewaan
Hati terasa sangat perih sekarang
Ingin sekali tak mempercayai apa yang terjadi
Tapi mustahil karena semua telah terucap dari bibir merahnya
Begitu jelas tapi menyiratkan sebuah tanya
Setega itukah dia?
Pertanyaan itu tiba- tiba muncul dari hati kecil perempuannya
dan kini mulai berdengung di telinganya
seorang yang perempuan itu sanjung
perempuan itu banggakan
dan perempuan itu sayang
ternyata tak seperti yang diharapkannya
seolah-olah bagi diaperempuan itu adalah bonekanya
yang bisa seenaknya ia mainkan
ia lambungkan perempuan itu ke atas awan
tapi dengan kesadaran dan penuh kesengajaan
dia jatuhkan perempuan itu
bahkan serasa bangga tak terkira
karena telah berhasil melakukannya
akankah ini berlalu begitu saja
tak adakah setitik rasa bersalah yang muncul di benaknya
ataukah memang nuraninya tak berjalan
walaupun kata maaf pernah terucap
tapi mengapa malah itu yang semakin
meleburkan kepercayaan perempuan itu terhadap lelakinya
semua terasa sama dan sangat sulit dibedakan
perempuan itu mengira lelakinya sungguh berbeda
itu yang sempat terpikir dibenak perempuan itu dulu
namun sekarang berat untuk menerima rasanya
tetapi itulah kenyataan, terasa pahit akhirnya
Namun tak selamanya puisi patah hati itu hanya menceritakan tentang kesedihan, keterpurukan dan rasa kehilangan. Terkadang, orang yang patah hati akan membuat puisi dengan nada umpatan, bertanya tentang suatu kebenaran atau protes kepada sesuatu hal yang dianggapnya tidak adil. Selain itu, puisi yang ditulis oleh orang yang patah hati biasanya kata-kata yang digunakannya terkesan sebagai bentuk pelampiasan dari kemarahannya. Kemarahan akibat rasa sakit hati yang ditimbulkan dari dampak patah hatinya.
Seperti contoh puisi patah hati dibawah ini, akibat dari patah hati, penulis ini seakan-akan bertanya kepada Tuhan tentang kodrat pria yang dirasa lebih baik dari pada seorang wanita.
Apakah benar Tuhan,
Jika wanita diciptakan hanya untuk disalahkan?
Kenapa harus mereka yang selalu menanggung semuanya
Tak berhakkah mereka merasakan setitik kebahagiaan?
Bahkan untuk mengecap manisnya hidup, mereka tak pantas Tuhan?
Yang mereka inginkan hanyalah keadilan
Tapi...
Itupun hanya terbentang dibenaknya
Sedangkan untuk meraih itu sangatlah sulit, bahkan terkesan mustahil
Begitu lemahkah mereka?
Sehingga kaum adam selalu berhasil mencampakkannya, menyakiti bahkan melukai
perasaannya
Selalu dan selalu begitu
Seolah-olah semua kesalahan terkucur dari sang hawa
Sangatlah berbeda...
Gelak tawa selalu mengiringi sang pria
Laksana kesalahan takkan menghampiri mereka
Sebenarnya, kedua contoh dari puisi patah hati di atas mempunyai fungsi yang sama bagi penyairnya, yaitu menggambarkan isi hati yang sedang gundah gulana dikarenakan patah hati yang sedang dialaminya. Namun, nada penyampaian yang digunakan dalam puisi tersebutlah yang berbeda. Puisi pertama ditulis dengan nada kecewa dikarenakan patah hati. Puisi kedua ditulis dengan nada amarah yang disebabkan oleh patah hati yang dirasakan penulis.
Demikianlah gambaran sedikit tentang puisi patah hati, yang biasanya banyak ditulis oleh orang-orang yang sedang galau karena cinta. Contoh dari puisi di atas semoga bisa bermanfaat bagi para pembacanya. Sekaligus, dapat menjadi referensi bagi orang yang membutuhkannya. Puisi ini dibuat bukan sebagai ajang bersedih-sedihan dengan kata-kata, tetapi sebagai ajang penggambaran dari realita yang ada, yaitu realita patah hati.