Banyak orang yang tidak kuasa ketika harus menyampaikan sesuatu secara gamblang kepada orang yang dituju. Kebanyakan dari mereka lebih menyukai menggunakan kata-kata sindiran. Kata- kata tersebut diharapkan tidak akan mendatangkan rasa sakit hati kepada orang yang tuju. Namun, ada pula yang menggunakan kata-kata untuk menyindir karena orang yang dituju tidak terlalu peka atau memiliki “muka tembok”. Oleh karena itu, anda perlu mengetahui beberapa bentuk ekspresi sindiran yang biasanya digunakan untuk menyindir seseorang.
“Jangan hanya manis di depan saja”. Kata-kata sindiran tersebut biasanya ditujukan kepada orang yang sering cari muka di depan orang. Misal, seseorang itu sebenarnya sangat benci kepada temannya. Dia selalu menampakkan kejengkelannya di belakang. Namun, ketika seseorang itu berhadapan dengan teman yang dibencinya, ia seolah-olah bersikap baik kepadanya dan tidak berani mengungkapkan kejengkelannya. Untuk itu, cobalah selalu jujur terhadap diri anda dan orang lain. Jika menurut anda sesuatu itu perlu diungkapkan, maka ungkapkanlah. Jangan malah dipendam karena itu akan menjadikan anda sebagai orang yang munafik.
“Sahabat yang baik itu tidak akan menusuk temanya dari belakang”. Kata- kata tersebut bernada sindiran untuk seseorang yang merebut apa yang seharusnya menjadi milik sahabatnya. Misalnya, seorang laki-laki dan seorang perempuan menjalin asmara. Ketika itu, laki-laki itu mengenalkan sahabatnya kepada perempuannya tadi. Namun, setelah beberapa waktu, seorang laki-laki itu memergoki sahabat dan teman perempuannya itu sedang berduaan di taman. Kata- kata sindiran ini pas bagi orang yang merebut apa yang tidak seharusnya menjadi haknya.
“Orang yang pintar adalah orang yang membuang sampah pada tempatnya”. Kata-kata sindiran ini tepat bagi orang yang suka membuang sampah di sungai atau di tempat-tempat umum lainnya. Sehingga akan menimbulkan pencemaran lingkungan. Orang tersebut dikatakan orang yang bodoh jika orang tersebut masih membuang sampah sembarangan. Padahal, pada hakikatnya manusia pasti tahu jika membuang sampah sembarangan akan mengundang bahaya bagi mereka, contohnya banjir. Tetapi, karena kemalasanya, mereka memilih hal yang instan dengan cara membuang sampah tidak pada tempatnya.
“Diam-diam menghanyutkan”. Kata-kata sindiran tersebut diperuntukkan bagi orang yang dikenal baik, namun ternyata kelakuannya tidak bermoral dan melenceng dari norma. Sebagai contohnya, seorang gadis itu dikenal alim karena dia rajin pergi ke masjid dan mengerjakan sholat lima waktu. Tutur katanya juga lembut sehingga tak mungkin jika ia melakukan perbuatan-perbuatan yang kurang baik. Namun, suatu hari ia dikabarkan tengah berbadan dua. Maka kata-kata yang pedas itu keluar dari mulut masyarakat akibat terkejut mendengar kabar tersebut. hikmah yang bisa diambil dari kata-kata tersebut, Jadilah orang yang apa adanya, jangan menyembunyikan kejelekan yang anda punya hanya untuk mendapatkan pujian dari orang sekeliling anda. Karena, jika hal yang tidak diinginkan terjadi pada anda, itu akan menjadikan boomerang bagi anda sendiri.
“Ada uang abang disayang, tak ada uang abang ditendang”. Kata-kata sindiran ini pantas bagi wanita-wanita matre yang hanya menginginkan harta para lelaki. Jika pasangannya sedang memiliki uang yang banyak, maka ia akan datang dengan rayuan dan berjanji akan tetap selalu disampingnya. Tetapi, jika lelakinya sudah tak punya uang untuk membahagiakannya, maka ia akan pergi mencari lelaki lain yang lebih bisa memberinya uang yang banyak. Janji setianya hanya karena uang yang mereka punya, bukan karena cinta dari dalam hatinya. Untuk itu, Jadilah wanita yang benar-benar ikhlas mencintai pasangannya, jangan karena hartanya saja. Meskipun harta itu penting, namun kesetiaan tetap harus ada pada diri anda karena hidup tidak selalu di atas, ada kalanya hidup akan berada di bawah.